Selasa, 19 Agustus 2008

Kegerakan Untuk Indonesia Raya

Pra-The Call Indonesia yang diadakan di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, diikuti sekitar 6.000 generasi muda, pada 19 April 2008.
Kumpulan pemuda lintas denominasi gereja di Indonesia yang bersatu dalam suatu kepanitiaan yang dinamakan The Call Indonesia (TCI) berinisiatif mengadakan konferensi doa akbar pertengahan Agustus mendatang. Sesuai dengan namanya, mereka bersatu karena panggilan untuk memulihkan kondisi Tanah Air tercinta Indonesia.
Menurut Fasilitator Nasional untuk TCI, Andy Tjokro, kepanitiaan ini bukan sebuah organisasi, jaringan, atau pengajaran baru, melainkan sebuah gerakan untuk menempatkan generasi muda kembali mencintai bangsa Indonesia serta mengingatkan mereka bahwa pemulihan di Indonesia sungguh dapat terjadi lewat doa.
Kepanitiaan tersebut juga lahir dari "kefrustrasian" umat beragama ketika melihat generasi muda yang makin terperosok dalam berbagai persoalan dan sangat tak acuh akan nasib bangsanya sendiri. Gerakan doa seperti ini pernah diadakan di Nashville, Amerika Serikat. Kepanitiaannya juga berasal dari lintas denominasi gereja-gereja di AS dan juga bertujuan untuk mengembalikan rasa cinta akan bangsa kepada generasi muda.
Sesuai dengan yang tertulis pada Alkitab di 2 Tawarikh 7 Ayat 14, panggilan yang dimaksud adalah panggilan kepada seluruh generasi muda di dunia untuk merendahkan diri, berdoa, dan mencari Tuhan. Berbalik dari jalan yang jahat. Ayat itulah yang melatarbelakangi ditetapkannya tema TCI, yaitu Can A Nation Be Changed in One Day?. Jawaban dari tema tersebut adalah sebuah bangsa dapat berubah lewat kekuatan doa dan puasa.
Rangkaian acara TCI yang akan digelar pada 18 Agustus 2008 tersebut juga dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional, ulang tahun ke-63 Republik Indonesia, serta 80 tahun Sumpah Pemuda.

Dahsyat
Sebelumnya sudah digelar Pra-TCI pada 19 April 2008 lalu di Gelora Bung Karno. Acara itu dihadiri oleh sekitar 6.000 pemuda dari gereja-gereja di seluruh Indonesia. Pra-TCI ini merupakan persekutuan doa menjelang TCI agar peyelenggaraannya nanti dapat memberikan pengaruh yang dahsyat kepada bangsa Indonesia.
TCI akan digelar di stadion di enam kota yakni Medan, Batam, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Sedangkan penyelenggaraan TCI di 30 kota lainnya memakai tempat yang lebih kecil.
Rangkaian acara yang telah dirancang di antaranya Jalan Pertobatan (Repentance Walk) dan Gerakan Doa Jam 12 Siang yang diadakan di hari yang sama, 18 Agustus 2008.
Jalan Pertobatan berupa jalan kaki bersama sebagai bentuk semangat generasi muda Indonesia. Gerakan yang diperkirakan diikuti ribuan anak muda ini akan bergerak dari depan kantor Menpora, mengelilingi kompleks Senayan, dan kembali ke depan kantor Menpora.
Jalan Pertobatan bukanlah gerakan unjuk rasa atau unjuk kekuatan. Karena itu gerak jalan ini akan diadakan secara diam dan tenang sehingga para peserta dapat dengan khusuk berdoa dan menyebarkan panggilan pertobatan.
"Dengan gerakan doa seperti ini diharapkan generasi muda segera terjauh dari anggapan bahwa mereka identik dengan hal-hal seperti narkoba, seks bebas, pornografi, dan lain sebagainya. Agar generasi ini mau bertobat dan menjadi kembali kepada tugas dan peran sebenarnya, menjadi tulang punggung bangsa dan negara," tutur Andy.
Sedangkan acara Gerakan Doa Jam 12 Siang difokuskan pada kegiatan doa secara serentak di enam kota. Doa yang dipanjatkan nantinya berisi doa permohonan agar Tuhan mengampuni dan mau memulihkan Indonesia.
TCI juga menyerukan Hari Tobat Nasional setiap tanggal 18 Agustus, sebagai ajakan kepada seluruh umat beragama untuk mengakui segala dosa dan pelanggaran-pelanggaran, serta bertobat dari perpecahan, korupsi, kekerasan, narkoba, seks bebas, pornografi, serta tindak kriminal.
Selain itu, TCI juga menyerukan Hari Rekonsiliasi yang bermaksud ditujukan antara dua generasi seperti tertulis dalam Alkitab, sekarang adalah saatnya memanggil Bapa dan Anak untuk dipersatukan dalam rekonsiliasi kasih (Maleakhi 4 Ayat 6)
"Alkitab juga mengatakan bahwa anak-anak muda sebagai anak panah di tangan pahlawan. Percuma saja apabila kita mempunyai jutaan anak panah namun tidak mempunyai busur yang melambangkan generasi yang lebih tua agar tercipta rekonsiliasi antaragama, suku, dan budaya," ujar Andy.
Satu lagi seruan yang dicetuskan oleh TCI, yaitu Hari Pengorbanan. Dalam 40 hari puasa raya, yaitu tanggal 10 Juli hingga 18 Agustus, TCI akan menyerukan hari berkorban lewat puasa. Puasa mengajarkan kepada umat beragama mana pun untuk mengalahkan kedagingan dan mengajarkan umat untuk mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Seruan Hari Pengorbanan dibuat dengan cara berdoa dengan terlebih dahulu menanggalkan setiap atribut gereja, denominasi serta latar belakang yang mengikuti demi kepulihan Indonesia

emmanuel kurniawan,S.kom

Tidak ada komentar: