Senin, 22 September 2008

PETA MENUJU KERAJAAN

Ada beberapa ayat Kitab Suci yang menerangi jalan menuju pertumbuhan dan kedewasaan di dalam Tuhan, sebagaimana terdapat dalam 2 Petrus 1:2-7:
Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
Dengan jalan itu ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan suadara-saudara kasih akan semua orang.
Satu alasan mengapa banyak orang Kristen hidup dalam kekalahan dan rasa frustasi adalah, karena ketika mereka menerima penglihatan puncak gunung, mereka mencoba naik langsung ke sana tanpa belajar untuk mendaki setapak demi setapak. Semangat mereka yang ingin langsung menuju puncak sangatlah mengagumkan, tetapi perjalanan orang Kristen itu merupakan sesuatu yang praktis. Ketika kita lahir kembali semuanya menjadi baru, tetapi kemudian kita harus melewati proses pembaharuan akal budi kita. Sasaran yang ingin kita capai dari pemahaman ini, adalah untuk mengikuti rencana yang menghasilkan kemajuan yang dapat diukur.
Sebagaimana dikatakan dalam 1 Timotius 1:5: ”Tujuan nasehat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.” Dalam versi King James, bagian terakhir dari ayat ini diterjemahkan, ”iman yang tidak dibuat-buat”. Pada dasarnya sasaran kita yang mestinya adalah untuk memiliki kasih yang timbul dari hati yang suci, dan iman yang konsisten, tidak tergoncangkan. Sasarannya adalah puncak gunung, tetapi bagaimana kita bisa sampai ke sana? Dari ayat-ayat diatas yang dikutip dari 2 Petrus, kita dapat menarik kesimpulan bahwa prosesnya akan seperti berikut:
1). Kasih akan karunia dan damai sejahtera bertambah dalam kita, saat kita bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan Yesus, Tuhan kita. Sasaran pertama kita semestinya adalah belajar teantang Tuhan untuk mengenal jalan-jalan-Nya, bukan tindakan-Nya.
2). Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kita segala sesuatu yang kita butuhkan melalui pengenalan kita akan Dia. Kita harus belajar hidup oleh kuasa-Nya, bukan oleh kekuatan kita sendiri, dan hal ini juga didapat melalui pengenalan akan Dia.
3). Melalui Dia kita dianugerahkan janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi-Nya. Janji yang terbesar adalah persekutuan kita dengan Allah tetap dipulihkan, dan ketika kita mendekat kepada-Nya, kita melihat kemuliaan-Nya yang akan mengubahkan kita serupa dengan gambar-Nya.
4). Dia memampukan kita untuk luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Hukum Taurat memperlihatkan betapa sia-sianya usaha untuk membebaskan diri dari hawa nafsu dengan memusatkan perhatian pada hawa nafsu itu sendiri. Kita dibebaskan dari hawa nafsu duniawi, karena dipikat oleh kemuliaan Tuhan.
5.) Karena kita harus terus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada iman:
kebajikan
kepada kebajikan, pengetahuan,
kepada pengetahuan, penguasaan diri,
kepada penguasaan diri, ketekunan,
kepada ketekunan, kesalehan,
kepada kesalehan, kasih akan saudara-saudara,
kepada kasih akan saudara-saudara, kasih akan semua orang.
Sangatlah jelas terlihat bagaimana masing-masing sifat di atas dibangun di atas sifaf yang sebelumnya. Ini adalah tujuh tingkat dasar dari gunung yang ditunjukkan kepada saya dalam penglihatan-penglihatan saya. Ada banyak aspek yang terkandung dari setiap aspek tersebut. Misalnya, dalam tingkat pengetahuan ada banyak kekayaan kebenaran yang mendalam. Pada tingkat kesalehan di dalamnya termasuk karunia-karunia kuasa Roh Kudus, karena sebagaimana saya diberitahu, kita tidak bisa menjadi seperti Allah tanpa kuasa, dan kita tidak bisa menjadi saksi-saksi Yang Mahakuasa tanpa kuasa. Meskipun demikian, sasaran akhirnya, dan tingkat yang tertinggi, adalah kasih.
Kita diberitahu di dalam 2 Petrus 1:8-11:
Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
Dengan demikian kapada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Sasaran kita adalah untuk hidup penuh, setiap hari, di setiap tempat, di dalam kerajaan Allah dengan tinggal di dalam Raja itu sendiri. Jika kita melakukannya, kita akan menjadi seperti Dia, dan dipakai oleh-Nya untuk melakukan pekerjaan yang Dia ingin untuk kita lakukan. Kita ingin menawan setiap pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. Kita ingin berpikir seperti Dia, dan berkata-kata seperti yang Dia inginkan. Kita ingin melihat semua orang sebagaimana Dia melihat mereka, mendengar mereka sebagaimana Dia mendengar mereka, dan mengerti mereka sebagaimana Dia mengerti mereka, sehingga kita bisa menjamah hidup mereka sebagaimana Dia ingin menjamah mereka melalui kita. Kita ingin berjalan dalam kasih Allah dengan kuasa-Nya mengalir melalui kita untuk menyatakan kasih itu.
Bertumbuh dalam sifat-sifat yang terdapat di dalam kita dua Petrus pasal satu adalah cara Allah menyediakan ”secara berlimpah” jalan masuk bagi kita ke dalam kerajaan-Nya, setiap sifat tersebut layak untuk dibahas secara mendalam.

Syalom,

Calista Ministry

Tidak ada komentar: