Jumat, 23 Januari 2009
TETAP MENERIMA JANJI-JANJI ALLAH DI MASA KRISIS
Menjelang penghujung tahun 2008, dunia diguncang dengan krisis ekonomi global. Terpuruknya perekonomian yang melanda khususnya Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab krisis yang pada akhirnya berdampak terhadap terpuruknya perekonomian dunia. Akibatnya banyak perusahaan-perusaha an atau pabrik-pabrik yang tidak sanggup lagi menutupi biaya operasional sementara itu masyarakat juga tidak lagi memiliki daya beli atas barang atau produk. Selanjutnya timbullah efek domino dimana banyak perusahaan atau pabrik yang harus mem-PHK para buruh atau karyawannya karena kesulitan keuangan dimana biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi tidak bisa kembali walau hanya untuk balik modal.Terkait dengan krisis ekonomi global, tahun 2009 ini bangsa kita Indonesia juga akan melakukan pemilihan umum yang melibatkan begitu banyak partai politik yang tentunya tingkat keamanannya masih harus dipertanyakan. Belum sampai pada penyelenggaraan pemilu, pada awal tahun 2009 ini, bencana alam gempa bumi melanda Manokwari Papua dan bencana yang serupa diramalkan akan terus berlanjut sepanjang tahun 2009 tidak hanya di Papua tapi juga di kota dan provinsi lainnya. Tidak hanya gempa bumi, bencana alam seperti banjir serta tanah longsor juga menghantui hampir seluruh kota di Indonesia. Mengingat hal itu semua maka tahun 2009 ini tidak lah akan mudah untuk kita lewati!Mungkin sedikit banyaknya krisis global yang terjadi saat ini dampaknya sudah nyata mempengaruhi kehidupan kita sendiri, keluarga kita, pekerjaan kita, bisnis kita, dan sebagainya. Banyak orang yang saat ini cemas, khawatir akan apa yang akan melanda kehidupannya di tahun 2009.Meskipun begitu, apapun yang akan melanda kehidupan kita di tahun 2009 ini, sebagai orang percaya kita diajarkan oleh Firman Tuhan untuk tetap tegar dan kuat karena Alkitab telah memproklamirkan bahwa kita adalah pemenang bahkan lebih dari pada pemenang (Roma 8:37)Ada sebuah pelajaran yang kita bisa ambil dari kehidupan seorang anak muda yang bernama Yusuf yaitu tentang bagaimana dia bisa survive bahkan pada akhirnya dia berhasil menerima janji-jani Tuhan di tengah krisis yang melanda dunia pada jaman dimana dia hidup. Pelajaran inilah yang menjadi sebuah message dari Tuhan yang diperoleh oleh Your Ministries di awal bulan Agustus 2008 jauh sebelum krisis ekonomi global melanda dunia. Message tersebut yang berisikan tentang langkah-langkah yang harus diambil di tahun 2009 ini agar setiap kita tetap menerima janji Tuhan di masa krisis.Langkah pertama : Disaat krisis kita harus tetap fokus dalam panggilan yang Allah berikan bagi kehidupan kita.Dalam Kejadian 37:5-10 diceritakan bagaimana Yusuf menerima mimpi yang berupa janji-janji dari Tuhan sekaligus menjadi sebuah PANGGILAN yang Allah berikan bagi kehidupannya dimana pada suatu hari nanti dia akan disembah oleh saudara-saudaranya dan oleh kedua orang tuanya. Mimpi itu juga sekaligus berisikan visi Tuhan atas kehidupan Yusuf yakni bahwa Yusuf akan menjadi berkat bagi keluarga besarnya, ia nantinya akan menjadi tempat bernaung seluruh keluarga bahkan ia akan menjadi sandaran berkat dan menjadi orang yang Tuhan pakai untuk menjaga kelangsungan kehidupan bangsanya.Yusuf memegang sungguh-sungguh akan panggilan dan visi Allah tersebut yang walaupun dinyatakan lewat sebuah mimpi. Ia fokus terhadap panggilan itu. Apa buktinya? Coba kita pelajari. Setelah ia menerima mimpi yang penuh dengan ”keberkatan” bagi hidupnya itu, Ia malah menerima penderitaan, ia dibuang ke sumur oleh saudara-saudaranya, dijual pada orang Midian, lalu dijual lagi untuk jadi budak di rumah potifar walaupun pada akhirnya ia jadi orang kepercayaannya Potifar, ia lalu difitnah oleh istri Potifar dan dijebloskan ke dalam penjara. Tetapi karena ia tetap fokus dalam panggilan Allah atas hidupnya, ia tetap bertahan dalam masa krisis atau penderitaan yang dihadapi oleh hidupnya sehingga ia benar-benar menggenapi panggilannya itu.Melewati tahun 2009 ini, apapun krisis yang akan terjadi pada dunia dan bangsa kita, Indonesia, setiap kita yang tetap fokus dalam panggilan kita, maka kita akan seperti Yusuf yaitu tetap menerima janji-janji Tuhan bagi kehidupan kita. Anak-anak muda kita tidak cukup hanya menerima pemulihan dari Tuhan lalu kita diselamatkan lewat kelahiran kembali/lahir baru. Lebih dari itu Kekristenan sejati adalah dimana kita mengerti apa panggilan kita adalam Kerajaan Allah! (The Kingdom Of God). Tokoh-tokoh dalam Alkitab adalah orang-orang menghidupi panggilan Allah dalam kehidupannya.Ketika Allah murka melihat manusia ciptaanNya yang sudah hidup sangat menjauh dari jalan-jalan Allah bahkan sampai Allah muak melihat manusia ciptaanNya itu sampai ingin memusnahkan manusia dari bumi. Tapi pada waktu itu Allah mengigat perjanjianNya dengan manusia, maka Allah pun menyesal atas niatanNya itu sehingga Allah menentukan seorang yang bernama Nuh untuk menerima sebuah kasih karunia/panggilan untuk tetap meneruskan kelangsungan hidup manusia yang kesemuanya akan lenyap ditimpa air bah. Nuh fokus atas panggillan Allah tersebut walaupun banyak orang yang mengejek dan menganggapnya orang aneh ketika ia mempersiapkan bahtera yang disuruh dibangun oleh Allah. Bayangkan jika pada waktu itu Nuh tidak fokus pada panggilannya itu maka pada saat kini manusia pastilah tidak ada di muka bumi.Abraham dipanggil oleh Allah untuk keluar dari tempat kediamannya di Ur kasdim menuju sebuah tempat yang ia sendiri tidak mengerti entah dimana (Kejadian 12) Tapi demi panggilan itu, ia pun pergi beserta seluruh keluarga besarnya meninggalkan kemapanan yang sudah ia miliki. Dikemudian hari Allah memanggil Abraham untuk menjadi Bapa atas banyak bangsa (Kejadian 12:3). Musa dipanggil oleh Allah untuk sebuah panggilan yang besar yaitu untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan (Mesir) ke tanah perjanjian (Kanaan). Yosua dipanggil oleh Allah, untuk menggantikan Musa dalam mewujudkan visi Allah atas bangsa Israel yaitu mengantarkan bangsa Israel ke tanah Kanaan.Paulus seorang yang membenci Kristus yang dahulu bernama Saulus dipanggil oleh Tuhan untuk memberitakan injil pada bangsa diluar bangsa Yahudi. Karena Paulus fokus dalam panggilannya bukan hanya banyak orang yang dimenangkan, atau kejemaatan/gereja yang dibangun, Paulus telah melahirkan karya yang begitu dahsyat yaitu setengah dari isi Perjanjian Baru ditulis olehnya. Paulus berkata ”Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu PANGGILAN sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:13-14)Anak muda apa panggilanmu hari-hari ini? Kalau kamu dipanggil untuk menjadi full timer di gereja fokus kanlah dirimu atas panggilan itu, atau jika kamu dipanggil menjadi pebisnis atau jadi guru di sebuah sekolah jangan ragu-ragu kalau itu adalah panggilan yang Allah berikan bagi hidupmu melangkahlah. Kalian yang masih SMP dan SMA atau kuliah, apa panggilanmu? Kalau kamu belum memilikinya sekaranglah waktu yang tepat untuk kamu datang pada Tuhan dan minta akan sebuah panggilan! Panggilan itu juga kontekstual dengan apa yang kita akan raih di tahun 2009. Apakah itu untuk memenangkan keluarga kita yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Slamat pribadi, atau melahirkan pemimpin-pemimpin anak muda yang baru di gereja kita, atau mungkin bertekad lulus kuliah dengan prestasi yang baik, dan sebagainya.Setiap kita yang fokus atas panggilan Tuhan dalam kehidupannya, di tahun 2009 ini pastilah akan tetap menerima janji-janji Tuhan sekalipun mungkin krisis yang besar ada ditengah-tengah kita.Langkah Kedua : Di tengah krisis kita harus tetap percaya akan janji-janji Allah.Sekali lagi coba kita bayangkan bahwa mimpi Yusuf adalah mimpi yang berisikan janji-janji yang akan Allah berikan kepadanya, yakni pada suatu hari saudara-saudara dan orang tuanya akan sujud menyembahnya. Dengan kata lain suatu hari nanti Yusuf akan menjadi pemimpin yang akan dihormati oleh keluarganya. Mimpi itu adalah mimpi yang penuh dengan KEBERKATAN. Tapi mari kita lihat setelah mimpi itu datang pada Yusuf, Ia tidak segera melihat janji-janji Tuhan melalui mimpi tersebut langsung digenapi. Yang terjadi malah sebaliknya Yusuf mengalami KEMALANGAN / penderitaan! Selepas menceritakan mimpi itu kepada saudara-saudarannya , Ia dilemparkan ke sumur (Kejadian 3:23-24), kemudian ia dijual kepada orang Midian dan dijual untuk menjadi pembantu di rumah Potifar (Kejadian 37:36), seterusnya iapun masuk penjara karena difitnah oleh istri Potifar (Kejadian 39:20). Ketika masa-masa krisis tersebut dialami oleh Yusuf, Ia kemudian tidak berargumen pada Tuhan. Ia tidak berkata ”Tuhan, Engkau memberikan mimpi yang menjanjikan berkat kepadaku, mengapa yang aku terima malah penderitaan?” Ya, dia tidak menyalahkan atau kemudian meninggalkan Tuhan. Dalam masa-masa krisis itu Yusuf tetap memegang janji-janji Tuhan atas kehidupannya. Ia percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah mengingkari janji-janjiNya.Takala ada dalam masa krisis Yusuf adalah orang yang menggunakan kacamata IMAN bukannya kacamata LOGIKA. Ketika kita dilanda masalah, Iman dan Logika seringkali menjadi dua kutub magnet yang berbeda. Di dalam Alkitab, dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru banyak sekali berisikan IMAN bukan LOGIKA. Laut terbelah menjadi dua, tiang awan dan tiang api, roti manna turun dari surga, tembok Yeriko runtuh hanya dengan dikelilingi dan disoraki, air berubah menjadi anggur, Yesus berjalan diatas air, lima ketul roti dan dua ekor ikan dibagikan kepada 5000 orang tapi sisanya 12 bakul. Bayangan Petrus dapat menyembuhkan banyak orang, Lazarus hidup kembali, wanita yang sakit pendarahan sembuh dengan hanya memegang jubah Yesus. Tuhan Yesus bangkit pada hari ketiga dari kematiaanNya dan naik kesurga kemudian Ia akan datang kelak untuk menjemput setiap orang-orang percaya kepadaNya. Hal-hal tersebut kalau dipikir dengan kacamata logika pasti tidaklah realistis atau masuk akal. Tetapi karena kita memikirkannya dengan kacamata iman maka kita percaya semuanya itu memang benar-benar terjadi.Yusuf melihat jauh kedepan akan rencana-rencana Tuhan dalam kehidupannya. Ia memegang janji-janji Tuhan atas dasar iman yang bersumber dari hukum-hukum Tuhan atau Firman Tuhan. Dalam masa-masa krisis yang tengah terjadi dan akan terjadi selama tahun 2009 ini, marilah setiap kita tetap bersandar pada Firman Tuhan bukan kepada logika atau kebenaran kita sendiri. Firman Tuhan berkata: ”Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” (Mazmur 12:7)”Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.” (Mazmur 18:31)”Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji -Mu menghidupkan aku.” (Mazmur 119:50)Selain Yusuf, Abraham adalah contoh yang sangat relevan tentang orang yang tetap memegang janji Tuhan dengan iman bukan dengan logika atau kebenarannya sendiri. Yakni ketika dimasa tuanya ia tetap yakin bahwa janji Allah untuk memberikan kepadanya keturunan yang banyaknya seperti bintang dilangit dan pasir dilaut akan benar-benar terjadi. Abraham tetap percaya meskipun pada waktu itu Sara istrinya telah mati haid dan tidak mungkin bisa untuk mengandung anak lagi. Akibat imannya yang begitu kuat terhadap janji Allah maka lahirlah Ishak anak perjanjiannya dengan Allah.Dalam Alkitab kisah itu dengan kontras dimuat : ”Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu. " Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dariantara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”(Roma 4:18-25) Langkah ketiga : Di saat krisis kita harus tetap hidup dengan saleh / kudus .Walaupun Yusuf mengalami masalah demi masalah saat dia tengah menanti janji-janji Tuhan lewat mimpi yang diterimanya, Ia tetap hidup dengan saleh. Hidupnya tetap kudus dengan tetap berpegang pada hukum-hukum Tuhan atau Firman Tuhan.Hal itu terbukti, saat ia digoda oleh istri Potifar ia tidak tergoda dan berhasil lari dari godaan tersebut walupun pada akhirnya demi menjaga kekudusannya dihadapan Tuhan ia harus bayar harga yang mahal yaitu masuk penjara (Kejadian 39:11-12). Begitu juga takala ia diperhadapkan kepada saudara-saudaranya yang telah melemparkannya ke sumur dan menjualnya ke orang Midian, Yusuf bukannya memakai kesempatan tersebut untuk balas dendam dengan menyiksa bahkan membunuh saudara-sauadaranya melainkan ia mengundurkan diri untuk menangis dan pada akhirnya ia memperkenalkan dirinya kepada sauadara-saudaranya dengan menjamin mereka semua untuk tidak takut.Yusuf adalah seorang yang lemah lembut, saya percaya jauh sebelum ia diberi diberi kesempatan oleh Allah untuk berjumpa lagi dengan saudara-saudaranya saat ia tengah memiliki jabatan sebagai penguasa atas Mesir, ia telah memaafkan saudara-saudaranya itu bahkan ia telah melupakan perbuatan-perbuatan jahat yang mereka lakukan kepada dirinya. Yusuf oleh banyak orang disejajarkan dengan ketokohan Tuhan Yesus sendiri dalam Alkitab yakni mengenai kehidupannya yang lemah lembut serta saleh.Dalam masa-masa krisis yang melanda kehidupannya, Yusuf bukannya mengambil jalan pintas, atau kecewa bahkan menjauh dari Tuhan akan tetapi Yusuf hidup semakin dekat dengan Tuhan dengan menjaga agar hidupnya tetap berkenan dihadapan Tuhan. Daud berkata ”Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku.”(Mazmur 119:133)Anak muda ketika masa krisis berlangsung sepanjang tahun 2009 ini, dan hal itu mungkin tengah bahkan akan melanda kehidupan keluarga kita. Mungkin saat ini orang tau kita terkena PHK karena perusahaannya mengalami krisis keuangan dan hal tersebut membawa kesulitan ekonomi atas keluarga kita, mungkin ada diantara kita juga yang saat ini terkena PHK dari perusahaan kita, atau kalian yang tengah ada dalam masalah-masalah lain karena terkena imbas dari krisis ekonomi global. Tetaplah menjaga sikap hati kita dihadapan Tuhan sehingga kita akan menerima janji-janji Tuhan dimasa-masa krisis ini.Firman Tuhan berkata ” Karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-jani yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (2 Petrus 1:2-4).Kalau kamu-kamu masih terikat pada pornografi, narkoba, sex bebas, suka melawan orang tua, nyontek di sekolah, dan kecemaran-kecemaran lainnya yang menyebabkan hidupmu tidak berkenan di hadapan Tuhan, mari ditahun 2009 ini kita tinggalkan perbuatan-perbuatan cemar itu semua dan mulailah berjalan dalam kekudusan Tuhan. Hiduplah dengan saleh karena kalau tidak maka kita tidak akan menerima janji-janji atau berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan kita. Bahkan berkat-berkat yang seharusnya Allah berikan bagi keluarga kita terhalang karena perbuatan-perbuatan cemar yang kita lakukan.Di pertengahan tahun 2008 lalu, saya merenovasi rumah saya yang kecil dan sederhana untuk bisa menampung anak saya yang kedua yang baru lahir dan juga agar rumah kami tidak sumpek dan bisa sedikit lega. Saya digambarkan planning rumah oleh teman saya dengan gambar yang cukup bagus dengan menggunakan komputer dan gambar itu diberikan secara gratis. Kemudian teman saya itu membawa temannya yang sudah biasa bekerja dengan dia lalu dikenalkan pada saya untuk memborong tenaga kerja/tukang untuk merenovasi rumah saya. Kami pun sepakat dengan harga yang telah kami setujui bersama. Setelah pembangunan dimulai teman saya tersebut pergi keluar kota untuk waktu yang lama karena mendapatkan proyek pembangunan sebuah pabrik. Satu setengah bulan kemudian pemborong rumah saya yang dibawa oleh teman saya itu juga pergi dan tidak pernah datang lagi kerumah untuk mengontrol perenovasian rumah saya karena dia juga dapat proyek yang lain yang lebih besar. Masalah pembayaranpengerjaan renovasi rumah saya jadinya langsung dilakukan kepada kepala tukang yang ada.Satu bulan sebelum date line rumah tersebut harus selesai direnovasi, kepala tukang itu ternyata mengetahui bahwa jumlah uang yang tersisa dalam kontrak perjanjian dengan pemborong, tinggal sedikit dan tidak sepadan dengan pekerjaan yang masih banyak tersisa. Akhirnya tanpa sepengetahuan saya semua tukang pergi dari rumah saya tersebut dan pulang kampung dengan meninggalkan rumah saya begitu saja dalam keadaan tak berpagar dan tak berpintu serta jendela, alias melompong. Sejenak saya merasa geram, emosi dan ingin marah. Saya sebenarnya tahu dimana keberadaan pemborong rumah tersebut, saya berniat ingin perkarakan dia dengan memanggil polisi karena telah menipu saya. Akan tetapi ketika kebenaran firman Tuhan yang saya tulis ini datang kepada saya, seketika itu firman Tuhan mengingatkan saya untuk tetap menjaga hati dan sikap dihadapanNya. Sayapun akhirnya mengirimkan sms kepada kepala tukang yang sedang ada dikampung itu. Saya berkata kepadanya ”Saya memiliki Tuhan yang mengajarkan pengampunan kepada saya, maka kalaupun saya sudah dikecewakan saya mau mengampuni kamu dan dimana pun kamu berada saat ini saya berdoa agar kamu selalu sukses dan diberkati Tuhan.” Setelah sms seperti itu, hati saya merasa lega. Esok harinya kepala tukang itu minta maaf kepada saya dan iapun kembali ke rumah saya bersama tukang yang lainnya untuk kembali menyelesaikan pengerjaan renovasi rumah saya. Walaupun pada akhirnya saya harus membayar lebih untuk mencukupkan upah para tukang, saya tetap mengucap syukur dan memiliki damai sejahtera.Saat rumah saya selesai direnovasi semua tukang permisi pada saya dengan sebuah pandangan yang baik tentang kepercayaan/ iman yang saya anut. Karena saya membalas kejahatan mereka dengan kebaikan. Di hari Natal dan Tahun Baru lalu mereka semua yang nota bene non Kristen, mengucapkan selamat kepada saya dan istri saya melalui sms. Tuhan Yesus berkata ”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan semua orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakann Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)Mari kita praktekkan firman bukan hanya membaca atau mendengarkanya saja!Langkah keempat : Disaat krisis percaya lah bahwa Allah berdaulat atas kehidupan kita.Ketika Yusuf berjumpa dengan saudara-saudaranya yakni ketika ia menjabat sebagai penguasa atas Mesir, ia tidak memakai kesempatan itu untuk membalas kejahatan saudara-saudaranya. Sebaliknya Yusuf berlaku lemah lembut dan menenangkan mereka. Secara tidak langsung ia ingin meyakinkan saudara-saudaranya itu bahwa ia tidak akan mencederai, menyiksa atau menghukum mereka.Alkitab melukiskan kejadian tersebut dengan sangat kontras ” Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat. " Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahuluikamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (Kejadian 45:1-8)Yusuf berkata pada saudara-saudaranya bahwa Allah lah yang membuat ia mendahului mereka ke Mesir yakni untuk menjamin kelanjutan ketururunan kehidupan seluruh keluarga besarnya dalam masa krsisis yaitu dalam masa dua tahun kelaparan dan lima tahun kemudian tidak ada yang membajak dan menuai. Bahkan Yusuf mengatakan akan hal itu sampai tiga kali yakni karena rencana Allah lah ia harus ke Mesir, dan menjadi penguasa atas tanah Mesir. Yusuf mengakui KEDAULATAN Allah. Sehingga dalam masa-masa krisis dalam kehidupannya (di masukkan ke sumur oleh saudara-saudaranya, di jual ke orang Midian lalu dijual kepada Potifar dan dipenjara) Yusuf tetap percaya bahwa Allah tetap berdaulat dalam kehidupannya atau dalam masa-masa krisis yang ia alami.Karena mengakui kedaulatan Allah lah maka Yusuf ketika dijual pada Potifar, akhirnya dia menjadi kepercayaannya Potifar dan berkat-berkat Tuhan dilimpahkan padanya. Allah menyertai Yusuf sehingga apapun yang diperbuat Yusuf berhasil. ”Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orangMesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.” (Kejadian 39:1-5)Demikian juga ketika Yusuf di jebloskan ke dalam penjara, ia pun tetap disertai oleh Allah sehingga apapun yang diperbuatnya dapat berhasil, sehingga kepala penjara mengangkat Yusuf menjadi orang kepercayaannya. ” Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.” (Kejadian 39:20-23)Dan puncaknya yakni ketika mimpi yang dialami oleh Yusuf benar-benar tergenapi. Pada waktu saudara-saudaranya menghadap Yusuf untuk menyembahnya sebagai penguasa atas Mesir (Kejadian 42:8-9) Anak-anak muda, apapun krisis yang akan terjadi di tahun 2009 ini, percayalah bahwa Allah tetap berdaulat atas kehidupan kita, berdaulat atas keluarga kita, studi, pekerjaan, bisnis ataupun pelayanan kita, dan sebagainya. Allah akan menjadi pelindung dan pengarah bagi kehidupan kita sehingga kita tetap akan menerima janji-janji- Nya.Mari kita review message dari Tuhan atas setiap kita di tahun 2009 ini.Untuk dapat tetap menerima janji-janji Tuhan di saat krisis maka kita harus memiliki sikap seperti Yusuf yaitu : Disaat krisis kita harus tetap fokus dalam panggilan yang Allah berikan bagi kehidupan kita, Di tengah krisis kita harus tetap percaya akan janji-janji Allah, Di saat krisis kita harus tetap hidup dengan saleh / kudus, Disaat krisis percayalah bahwa Allah berdaulat atas kehidupan kita.Doa saya agar setiap kita di tahun 2009 ini bisa melalui krisis demi krisis dengan penuh kemenangan dan kita semua bisa tetap menerima janji-janji Tuhan!Dalam PanggilanNya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar