Selasa, 03 Maret 2009
Anda Bisa Memutuskan Untuk BahagiaHari ini
seorang kakek berumur Sembilan puluh tahun masuk panti jompo. Kakek ini selalu berpakaian rapih, rambutnya senantiasa tersisir rapih, ia selalu tampil percaya diri dan bersemangat, meskipun ia buta.Ia masuk ke panti jompo karena isterinya yang berumur 70 tahun baru saja meninggal. Setelah menunggu di lobi selama beberapa jam, seorang petugas datang memberitahukan bahwa kamarnya sudah siap. Dalam perjalanan menuju kamarnya, petugas itu mengambarkan keadaan kamarnya dengan ukuran yang kecil, tempat tidur dan warna gordennya. ?O, aku sangat menyukai kamarku,? katanya dengan antusias dan gembira, seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah. ?Tapi, kakek kan belum melihat kamarnya?? kata petugas yang menemaninya, ?bagaimana kakek bisa berkata begitu?? sambungnya lagi. ?Melihat kamar itu tidak ada hubungannya, itu tidak penting bagiku,? jawab si kakek dengan senyum lebar. ?Kebahagiaan adalah sesuatu yang kita putuskan sendiri. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, itu tidak tergantung pada sebarapa besar ukurannya, atau perabot ? perabot apa saja yang ada didalamnya. Pengaturan kamar itu sendiri tidaklah penting, yang penting adalah bagaimana aku mengatur pikiranku; dan aku telah memutuskan untuk menyukai kamarku. ini adalah keputusan yang aku buat setiap pagi ketika aku bangun pagi. Aku bisa memilih untuk tetap berbaring di tempat tidur dan mengeluh tentang kesulitan ? kesulitan yang di sebabkan karena organ ? organ tubuhku yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan bersyukur untuk bagian ? bagian yang masih berfungsi. Setiap hari bagiku merupakan hadiah, aku akan memusatkan perhatianku pada hari yang baru serta kenangan ? kenangan indah dan bahagia yang pernah kusimpan. Umur yang sudah tua seperti simpanan di bank. Apa saja yang pernah kita simpan, itulah yang akan kita ambil kembali. Maka, simpanlah sebanyak mungkin kenangan indah yang membahagiakan.?Benar sekali bahwa kebahagian tidak terletak pada banyaknya harta, besarnya rumah, ataupun kesehatan fisik yang baik, yang kita miliki. Kebahagiaan terletak pada cara kita menyikapi setiap keadaan yang datang di dalam kehidupan ini. Berapa pun besarnya berkat Tuhan yang di percayakan kepada kita, jika kita tidak dapat bersyukur san bersukacita atas semua pemberian itu, maka kita tidak akan dapat menikmati kebahagiaan. Sebaliknya, kebahagiaan bisa menjadi milik orang ? orang miskin atau para penyandang cacat, jika mereka memiliki sikap hati yang bisa mensyukuri keberadaan mereka dan tidak hidup dalam kebiasaan mengeluh setiap hati.Kiranya kita bisa mensyukuri keberadaan kita dan senantiasa bersuka cita untuk apa apa yang masih bisa kita nikmati. Ingatlah kebahagiaan terletak pada sikap hati kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar